Ini adalah postingan pertama di 2017. Katakanlah aku blogger durjana, namun ... ya memang.

12 Maret 2017.
365 hari sudah perkumpulan yang kugadang-gadang bernapas di dunia penulisan. 365 hari sudah peristiwa pertama kenapa perkumpulan ini bisa lahir berlalu. 365 hari sudah projek pertama kami duduk tenang di rak buku.
365 hari sudah ...
Sudah 365 hari.

TintAksara
Bertinta dengan aksara
Bercerita itu tak sara


Memiliki tujuan utama berbagi via sastra.
Masih teringat segamblang-gamblangnya, belasan dari kami berdiri melingkar, menangis haru, tertawa bahagia, menunduk berdoa. Kala perilisan buku pertama kami, Cerita Kita. Sebutlah itu bukan buku officially gebrakan TintAksara. Tapi berawal dari buku itu, TintAksara ada. Bagaimanapun, yang membuat kami berawal, yang tidak kami lupakan.

Seseorang, dua orang, tiga empat seratus orang mengatakan, "Alah cuman buku begitu!"
Entah apa dan bagaimana mereka memaknai diksi "begitu". Karena yang kami alami, tidak sesederhana "begitu".

Mari aku ceritakan.

Kami tidak dilahirkan. Kami melahirkan.
Kami tidak disuruh. Kami menyuruh.
Kami tidak disemangati. Kami menyemangati.
Kami berada di kata kerja aktif.
Kami melahirkan kami; kami menyuruh kami; kami menyemangati kami ... selalu dekat dengan literasi.

Tak perlu lah itu muluk-muluk menggebrak satu dunia,
karena menggebrak otak kami sendiri aishh minta ampun tiada tara

Itukah "begitu"?
Kami tak sesederhana "begitu"

Namun umur siapa sangka

Mari aku ceritakan.

Siapa sangka kami menginjak 365 hari usia, menginjak 2 bulan pertama saja wasyukurila.
Siapa sangka apa yang akan terjadi pasca 365 hari ini, yang telah terjadi kemarin saja tak kami pahami.
Siapa sangka kami masih di sini
Meski dengan kepincangan-kepincangan
Kekurangan-kekurangan

Mari aku ceritakan.

Tapi kami tahu,
dan paham,

kami adalah kelebihan.

Surabaya, 12 Maret 2017
365 hari sudah


—Tintaksara



Post a Comment:

Kind words come from kind heart